Stella R. Singadji
LAYANAN
KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI KONFLIK ANTAR SISWA DI SMP NEGERI 1 AMBON
Stella
R. Singadji (1520200102024)
Universitas
Agama Kristen Negeri Ambon
email : stellasingadji360@gmail.com
Abstrak
Skripsi
ini mengkaji tentang Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi Konflik
Antar Siswa Di SMP Negeri 1 AMBON. Konflik merupakan pertentangan antara
perorangan atau kelompok berdampak pada hubungan yang kurang baik, tindakan
saling melukai serta melibatkan proses kegiatan belajar di kelas. Untuk
mengatasi konflik tersebut dengan mengunakan layanan konseling kelompok yang
merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh
konselor (Guru BK) kepada konseli (Siswa SMP NEGERI 1 AMBON) dalam memberikan
bantuan untuk menyelesaikan masalah atau konflik siswa dan memanfaatkan
dinamika dalam kelompok. Tujuan penelitian ini yaitu layanan konseling kelompok
dalam mengatasi konflik antar siswa, penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, (1) Bagaimana
cara guru BK memberikan layanan konseling kelompok dalam mengatasi konflik
antar siswa di SMP Negeri 1 AMBON, teknik pengumupulan data melaui wawancara
mendalam kepada informan guru BK dan siswa SMP Negeri 1 AMBON.
Kata
kunci: Konflik, layanan konseling kelompok, konflik antar siswa.
Stella
R. Singadji
Abstract
This thesis examines Group Counseling Services in
Overcoming Conflicts Between Students at SMP Negeri 1 AMBON. Conflict is a
dispute between individuals or groups that has an impact on poor relationships,
acts of mutual harm and involves the learning process in the classroom. To
overcome this conflict by using group counseling services which are one of the
guidance and counseling services carried out by counselors (BK teachers) to
counselees (SMP NEGERI 1 AMBON students) in providing assistance to resolve student
problems or conflicts and utilizing dynamics in the group. The purpose of this
study is group counseling services in overcoming conflicts between students,
this study is a qualitative descriptive study with data collection methods of
observation, interviews, and documentation. The formulation of the problem in
this study is, (1) How do BK teachers provide group counseling services in
overcoming conflicts between students at SMP Negeri 1 AMBON, data collection
techniques through in-depth interviews with BK teacher informants and SMP
Negeri 1 AMBON students.
Keywords: Conflict, group counseling services, conflicts
between students.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sebuah proses penting dan
mengalami perkembangan, perubahan dan perbaikan terus menerus demi tujuan
pendidikan dalam proses pembelejaran. Melalui pendidikan seseorang diajara dan
dilatih agar mampu memanusiakan manusia lain. Dampak dari pendidikan yang
berkembang yaitu kemajuan ilmu penegtahuan dan teknologi. Pendidikan juga
merupakan bimbingan dan
pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup
cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang
lain. Tujuan pendidkan dalam proses pembelajaran sesuai Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003 yakni mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa,
berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Dari tujuan tersebut
diaharapkan dapat menghasilkan generasi-generasi yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang memadai dan juga memiliki karakter Pancasila (Undang-Undang
Nomoer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, 2003).
Konflik merupakan suatu permasalahan yang pada umumnya terjadi dan dapat
mengganggu proses belajar mengajar. Konflik adalah percekcokan, pertentangan
atau perselisihan. Proses terjadinya konflik sering terjadi antara dua orang
atau lebih yang berusaha untuk menghancurkan pihak lain untuk dibuat tidak
berdaya. Konflik di sekolah dapat berupa berbagai situasi yang melibatkan
ketegangan atau ketidaksesepakatan antara indivdu atau kelompok di lingkungan
sekolah. perselisihan bisa timbul akibat perbedaan pendapat, kepentingan atau
persaingan dalam prestassi akademik, olahraga, atau hal lainnya.
Stella
R. Singadji
Salah satu layanan bimbingan konseling yang bisa dilakukan dalam
penyelesaian konflik antar
siswa di
sekolah menengah pertama adalah konseliing kelompok. Konseling kelompok
merupakan cara yang baik untuk menangani konflik-konflik antar siswa dan
membantu siswa dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Apabila siswa yang
mengalami hubungan yang kurang baik dari orang tua maupun guru bimbingan
konseling maka dalam perkembangannya dikhawatirkan akan keliru dalam mengambil
sikap.
Melalui konseling kelompok sikap-sikap positif siswa dapat dikembangkan
seperti teloransi, saling menghargai, Kerjasama, disiplin, tanggung jawab,
masalah dan sebagainya. Dilakukannya kegiatan konseling kelompok untuk
mengatasi konflik antar siswa. Fungsi guru pembimbing inilah yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi dengan cara memberikan layanan
konseling kelompok yang melibatkan semua pihak agar konflik segera selesai.
Harapannya kamu dapat
mengakhiri
segala konflik yang ada di sekolah dengan baik.
Layanan konseling kelompok merupakan sejumlah peserta dalam bentuk
kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling
kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang
berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan pribadi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif. Pada penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan
secara terus-menerus sampai datanya padat. Penelitian kualitatif lebih
ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab
permasalahan yang dihadapi. Penelitian kualitatif bertujuan, menerangkan
fakta-fakta yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah dan
mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih
Stella
R. Singadji
Stella R. Singadji
dari fenomena yang akan dihadapi. Tujuan utama penelitian kuaitatif
adalah untuk memahami
fenomena atau gejala sosial dengan cara memberikan pemaparan berupa
penggambaran yang jelas tentang fenomena atau gejala sosial tersebut dalam
bentuk rangkaian kata yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah teori.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Profil Lokasi Penelitian
Identitas
Sekolah
SMP Negeri 1 AMBON adalah salah satu satuan Pendidikan dengan jenjang SMP yang terletak dikelurahan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon,
Maluku. Dalam menjalankan kegiatan, SMP
Negeri 1 AMBON berada di bawah
naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Ambon
NPSN :
60101982
Status :
Negeri
Bentuk Pendidikan :
SMP
Status Kepemilikan :
Pemerintah Daerah
Alamat Sekolah :
JL. Karang Panjang
Kode Pos :
97121
Kelurahan :
Karang Panjang
Kecamatan :
Sirimau
Kabupaten/Kota :
Ambon
Provinsi :
Maluku
Sejarah Sekolah
Pada awalnya sekolah dibangun oleh pemerintah
Belanda MS (Middle Bare Scholl) kemudian digantikan kembali dengan nama
SM (Sekolah Menengah) Ambon. Sekolah tersebut berkedudukan pada lokasi SMP
Negeri 6 Ambon. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu maka tepat pada
tanggal 10 Agustus 1950 sekolah ini terbagi menjadi dua yang terkenal dengan A
(SMP 1) dan sekolah B (SMP 2). Sekolah A mengacu pada ilmu social, dan sekolah
B mengacu pada ilmu eksata. Dimana sekolah A berlokasi pada SD Negeri
Stella R. Singadji
Belakang Soya sedangkan sekolah B berlokasi pada SMA
Negeri 2 Ambon. Kemudian pada bulan Agustus tahun 1962 SMP Negeri 1 Ambon yang
awalnya berlokasi di SMA Negeri 2 Ambon sekarang dipindahkan ke asrama pelajar
Maluku yang sekarang menjadi sarana pembelajaran sampai sekarang.
Sarana prasarana SMP Negeri 1 Ambon yang terlihat
saat ini, awalnya merupakan sebuah asrama pelajar Maluku dan asrama KDC, dimana peletakan batu
pertama dilakukan oleh Presiden Pertama RI yaitu Bpk. Ir. Soekarno. Mengingat
pentingnya Pendidikan, maka SMP Negeri 1 Ambon secara representatif memiliki
bangunan secara permanen sebagai sarana belajar mengajar sampai saat ini :
·
Bpk. C. Hetharie
( Kepsek I ) tahun 1950 - 1954
·
Bpk. C. Pieter (
Kepsek II ) Agustus 1954 - Juli 1957
·
Ny.
Adriansz/Siahaya ( Kepsek III ) Agustus 1957 – Januari 1967
·
Bpk.
A. A. Parera, BA. ( Kepsek IV ) Februari 1967 – April 1971
·
Bpk. E. W.
Soplanit ( Kepsek V ) Mei 1971 – Juli 1976
·
Bpk. C. Narua,
BA ( Kepsek VI ) Agustus 1976 – Oktober 1980
·
Ny. L.
Talane/Nanulaita ( Kepsek VII ) Mei 1980 – April 1988
·
Bpk Paul J. P.
Patty ( Kepsek IX ) Juni 2000 - Mei 2005
·
Ny. M.
Nikijuluw, S.Pd ( 2009 – Juli 2016 )
·
Ny. G. S. Patty,
S.Pd ( 11 Juli 2016 – Sekarang)
Perkembangan pendidikan di Lembaga SMP Negeri 1
Ambon terus berlanjut hingga saat ini, bahkan pada tahun 2004 yang lalu sekolah
telah mendapat predikat Sekolah
Standar Nasional (SSN) Sekolah
yang senantiasa beradaptasi dengan perkembangan, telah memiliki Kelas Akselarasi (Percepatan) dimana para siswa memiliki kecerdasan di atas
rata-rata.
Struktur Organisasi SMP Negeri 1
AMBON
Gambar
Struktur Organisasi SMP Negeri 1 AMBON
Stella
R. Singadji
Sumber
Data : Hasil Penelitian Tahun 2024
Menjadi
Guru BK adalah tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk menangani berbagai
persoalan atau konflik-konflik yang terjadi di lingkungan sekolah, Dengan
memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa yang membuat konflik antar
siswa di lingkungan sekolah, bahkan juga kepada siswa yang membutuhkan
bimbingan seorang guru dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. .
Konflik yang sering terjadi di lingkungan sekolah adalah bullying tawuran atau
perkelahian antar geng siswa. Dengan menggunakan
tahap-tahap dan teknik dalam
memberikan layanan konseling kelompok untuk mengatasi konflik antar siswa
adalah untuk mempermudah siswa untuk mengatasi konflik, membantu siswa
menentukan tujuan pendidikan, membantu siswa dalam mengambil keputusan, serta
membimbing siswa kejalan yang lebih baik. Selain itu layanan konseling kelompok
merupakan layanan yang penting dan yang harus diterapkan di sekolah, karena
dengan adanya layanan konseling kelompok konflik-konflik yang terjadi dapat
diatasi dengan mudah baik untuk guru maupun siswa.
Terdapat beberapa kendala
yang menjadi hambatan Guru BK dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yaitu
kekurangan IT dan kurang perhatian dari orang tua yang tidak peduli
dengan surat panggilan yang diberikan sehingga para siswa tidak pernah berbagi
pengalaman mereka dengan Guru BK. Namun sebagai seorang Guru BK setiap konflik
yang terjadi akan diketahui dan selesaikan secara bersama yaitu dengan
menggunakan layanan konseling kelompok.
Faktor Penyebab
Terjadinya Konflik Antar Siswa Di SMP Negeri 1 Ambon
Konflik yang
terjadi antar siswa adalah kebiasaan yang sering ditemukan di lingkungan
sekolah. Dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa informan guru dan
siswa di SMP Negeri 1 Ambon.
Berdasarkan dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan “Faktor yang menjadi
penyebab sehingga terjadinya konflik antar siswa di SMP Negeri 1 Ambon yaitu
adalah, komunikasi yang buruk dan saling mengejek.
Menurut teori
Robbin (2009:37) Komunikasi yang buruk, adalah komunikasi yang menimbulkan
kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik,
pertukaran infromasi yang tidak cukup dan gangguan dalam saluran komunikasi
merupakan pengahalang bagi komunikasi dan menjadi factor penyebab terjadinya
konflik. Temuan penelitian di SMP Negeri 1 Ambon terdapat siswa yang saling
mengejek dan bercanda
secara berlebihan seperti
memanggil nama orang tua sehingga
memancing emosi siswa lain. Hal ini yang dapat membuat kesalahpahaman antar
siswa sehingga memicu terjadinya konflik. (1 Oktober 2024)
Bentuk - Bentuk
Konflik Yang Terjadi Di SMP Negeri 1 Ambon
Bentuk-bentuk
konflik yang terjadi di SMP Negeri 1 AMBON berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dengan informan guru BK dan juga beberapa siswa yang melakukan
konflik yaitu sebagai berikut :
Konflik pribadi merupakan konflik yang terjadi antar peserta didik
ataupun dengan kelompok. Perbedaan pandangan dan pendapat adalah salah satu
factor yang menjadi pemicu adanya konflik pribadi. (1 Oktober 2024)
2.
Konflik Sosial
Stella R. Singadji
Konflik social
merupakan konflik yang terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru
atau bahkan kelompok siswa dengan kelompok siswa lainnya. Konflik social di
sekolah mengacu pada pertentangan, ketegangan dan perselisihan antara individu
atau kelompok di lingkungan sekolah.
Guru BK Di SMP Negeri 1
AMBON sesuai dengan rumusan masalah tentang cara Guru BK mengatasi konflik
antar siswa menggunakan layanan konseling kelompok dengan menggunakan
tahap-tahap sebagai berikut, yaitu :
1)
Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan tahap
perlibatan awal dalam kelompok. Dalam tahapan ini pemimpin kelompok harus
menjelaskan pengertian layanan konseling kelompok, tujuan, tata cara, dan asas-asas
konseling kelompok. Selain itu pengenalan antar sesama anggota kelompok
maupun
pengenalan kelompok dengan pimpinan kelompok juga dilakukan pada tahap ini.
ada
beberapa tahap yang digunakan dalam tahap pembentukan kelompok, yaitu :
a.
Membentuk kelompok dan melakukan sesi
perkenalan
b.
Berdoa
c.
Memberikan penjelasan tentang konseling
kelompok
d.
Memberikan penjelasan tentang tujuan
konseling kelompok
e.
Meberikan penjelasan tentang cara
pelaksanaan konseling kelompok
f.
Menyampaikan asas-asas yang digunakan
dalam konseling kelompok (E.R/1 Oktober 2024)
2) Tahap
Peralihan
Tahap peralihan yaitu
tahap untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke
Stella
R. Singadji
kegiatan berikutnya yang
lebih terarah untuk mecapai tujuan kelompok.
tahap
peralihan yang digunakan untuk layanan konseling kelompok, yaitu
a. Menanyakan
kesiapan anggota kelompok (Siswa) untuk kegiatan selanjutnya.
b. Memberikan
contoh topik atau konflik yang akan dibahas.
3) Tahap
Kegiatan
Tahap ini merupakan inti
dari kegiatan kelompok. Dalam tahap ketiga ini hubungan antar anggota kelompok
tumbuh dengan baik, saling tukar pengalaman dalam bidang suasana perasaa yang
terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas.
tahap
kegiatan yang digunakan untuk layanan
konseling kelompok, yaitu :
a. Pemimpin
kelompok (Guru BK) memberikan kesempatan bagi anggota kelompok (Siswa) untuk
untuk
menyampaikan masalah-masalah yang sedang dialami.
b. Memilih
salah satu masalah dari salah satu anggota kelompok (Siswa)
c. Memberikan
kesempatan bagi anggota kelompok (Siswa) untuk melakukan sesi tanya jawab
d. Memberikan
kesempatan bagi anggota kelompok (Siswa) di dalam kelompok untuk mencari solusi
dan saran untuk mengatasi masalah yang dihadapi. (E.R/1
Oktober 2024)
4) Tahap
Pengakhiran
Pada tahap ini pemimpin
kelompok (Guru BK) mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri, kemudian
diberikan kesempatan kepada para anggota untuk mengemukakan perasaan tentang
kegiatan lanjutan.
tahap kegiatan yang digunakan untuk layanan konseling
kelompok, yaitu :
Stella
R. Singadji
a. Memberikan
penjelasan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri
b. Anggota
kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai dalam proses
konseling kelompok
c. Memberikan
laiseg
d. Mengucapkan
terima kasih
e. Doa
Penutup. (E.R/1 Oktober 2024
Fungsi Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi
Konflik Antar Siswa Di SMP Negeri 1 Ambon
Layanan konseling kelompok
mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan layanan
konseling kelompok. Guru bimbingan konseling di SMP Negeri 1 Ambon diperoleh
keterangan bahwa: “Saya menggunakan beberapa fungsi yaitu, fungsi pemahaman,
pencegahan, pengentasan
1.
Fungsi Pemahaman
Adalah fungsi konseling yang menghasilkan pemahaman bagi klien atau
kelompok klien tentang dirinya, lingkungannya, dan berbagai informasi yang
dibutuhkan.
“Pada fungsi ini, beliau membantu mengarahkan siswa menemukan pemahaman
lewat layanan konseling kelompok yang dilakukan”.
2.
Fungsi Pencegahan
Adalah fungsi konseling yang menghasilkan kondisi bagi tercegahnya atau
terhindarnya klien atau kelompok dari berbagai permasalahan yang mungkin
timbul.
“Pada fungsi ini, beliau membantu
siswa untuk mencegah atau menghindar dari permasalahan-permasalahan yang akan
timbul, yang dapat mengganggu, menghambat dan menimbulkan kesulitan dalam
kehidupannya”.
Stella R. Singadji
3.
Fungsi Pengentasan
Adalah fungsi konseling yang menghasilkan kemampuan klien atau kelompok
klien untuk memecahkan masalah yang dialaminya.
Pada
fungsi ini beliau membantu siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah yang
dihadapi dan dialaminya dalam kehidupan atau perkembangannya”.
Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi Konflik
Antar Siswa Di SMP Negeri 1 Ambon
Sesuai
dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan terdapat fungsi layanan konseling
kelompok dalam mengatasi konflik antar siwa Di SMP Negeri 1 AMBON yaitu,
memberikan bimbingan serta konseling kepada siswa berupa nasehat dan arahan
agar konflik yang terjadi tidak berkepanjangan dan merembes sampai di luar
lingkungan sekolah.
Selain itu dari
hasil penelitian terdapat juga tujuan layanan konseling
kelompok di SMP Negeri 1 Ambon yaitu, guna untuk menangani konflik yang terjadi
terlalu lama atau berkepanjangan sehingga layanan konseling kelompok dilakukan
agar siswa
terbuka dan jujur untuk menceritakan konflik yang
mereka perbuat dan mau untuk memaafkan karena sudah menimbulkan konflik di
lingkungan sekolah. Layanan konseling kelompok juga memberikan dukungan atau motivasi
kepada siswa agar siswa bisa memahami bahwa tujuan untuk pergi ke sekolah
adalah untuk menuntut ilmu dan mendapatkan pendidikan yang baik.
PENUTUP
Kesimpulan
Cara guru BK memberikan layanan konseling dalam mengatasi konflik antar
siswa menggunakan layanan konseling kelompok yaitu dengan membuat kelompok di
kelas dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan
persoalan-persoalan atau konflik yang sedang dialami dan memilih salah
Stella R. Singadji
satu
konflik dari salah satu siswa untuk diselesaikan atau menentukan jalan keluar
secara bersama-sama.
1.
Guru BK menggunakan 3 fungsi layanan konseling kelompok untuk membantu
mengatasin konflik siswa yaitu, fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan.
2.
Tujuan layanan konseling kelompok di SMP Negeri 1 Ambon yaitu, guna untuk
menangani konflik yang terjadi terlalu lama atau berkepanjangan sehingga
layanan konseling kelompok dilakukan agar siswa terbuka dan jujur untuk
menceritakan konflik yang mereka perbuat dan mau untuk memaafkan karena sudah
menimbulkan konflik di lingkungan sekolah
Stella R. Singadji
Daftar
Pustaka
ABKIN. 2007. Rambu-rambu
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:
ABKIN
Abu Ahmadi.
2005. Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Afilaily, N. (2022). Peran Sentra Batik
Tulis dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Perempuan Pengrajin dalam
Perspektif Ekonomi Islam Studi Kasus di Batik Tulis Dermo Kecamatan Mojoroto
Kota Kediri. Etheses IAIN Kediri, 16–35.
Anas
Salahudin, 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia
Asy'ari,
Hasyim. "Tawuran Pelajar: Problem Tradisi, Karakteratau Kuriku/um.;l"
Dewa Ketut Sukardi dan
Nila Kusmawati, Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, Jakarta: Rineka
Cipta, 2008, hlm. 62
Djam’an
Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 200.
https://www.brilio.net/ragam/tuliskan-10-contoh-konflik-di-sekolah-yang-harus-dibereskan-beserta-solusi-penyelesaiannya-240326x.html
Karier, P. K. (2022).
Universitas PGRI Semarang Email : karinabella196@gmai.com Abstrak Info Artikel
PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya u. 6(2), 229–239.
Jurnal
Aisyah Jessica Lolita Mara1,Wayan Satria Jaya2,Noviana Diswantika3
Prayitno
Dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,
2015, Cet Ke 3. hlm.
288-289
Peran-Guru-Bimbingan-Konseling-dalam-Mengatasi-Tawuran-Pelajar.pd
Rahman, A., Munandar, S.
A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. (2022). Pengertian Pendidikan,
Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa: Kajian
Pendidikan Islam, 2(1), 1–8.
Sapitri, N. (2018). Bab
III - Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian, 32–41.
Siyoto, S., & Sodik,
M. A. (2015). Instrumen Penelitian (BAB 4).
Dasar Metodologi Penelitian, 78.https://
zenodo.org/record/1117422/files/DASAR METODOLOGI PENELITIAN.
Sugiyono,Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),h. 156.
Syahril,
N. (2016). Metodologi Penelitian. Metodologi Penelitian, 54–68. https://scholar.google.com/citations?user=O-B3eJYAAAAJ&hl=en
Suryana A. (2017). Metode
Penelitian Kualitatif, 17-43 BAB III
Komentar
Posting Komentar