Stella R. Singadji

 

LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI KONFLIK ANTAR SISWA DI SMP NEGERI 1 AMBON

 

Stella R. Singadji (1520200102024)

Universitas Agama Kristen Negeri Ambon

email : stellasingadji360@gmail.com

 

Abstrak

Skripsi ini mengkaji tentang Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi Konflik Antar Siswa Di SMP Negeri 1 AMBON. Konflik merupakan pertentangan antara perorangan atau kelompok berdampak pada hubungan yang kurang baik, tindakan saling melukai serta melibatkan proses kegiatan belajar di kelas. Untuk mengatasi konflik tersebut dengan mengunakan layanan konseling kelompok yang merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor (Guru BK) kepada konseli (Siswa SMP NEGERI 1 AMBON) dalam memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah atau konflik siswa dan memanfaatkan dinamika dalam kelompok. Tujuan penelitian ini yaitu layanan konseling kelompok dalam mengatasi konflik antar siswa, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, (1) Bagaimana cara guru BK memberikan layanan konseling kelompok dalam mengatasi konflik antar siswa di SMP Negeri 1 AMBON, teknik pengumupulan data melaui wawancara mendalam kepada informan guru BK dan siswa SMP Negeri 1 AMBON.

Kata kunci: Konflik, layanan konseling kelompok, konflik antar siswa.

 

 

 

Stella R. Singadji

Abstract

This thesis examines Group Counseling Services in Overcoming Conflicts Between Students at SMP Negeri 1 AMBON. Conflict is a dispute between individuals or groups that has an impact on poor relationships, acts of mutual harm and involves the learning process in the classroom. To overcome this conflict by using group counseling services which are one of the guidance and counseling services carried out by counselors (BK teachers) to counselees (SMP NEGERI 1 AMBON students) in providing assistance to resolve student problems or conflicts and utilizing dynamics in the group. The purpose of this study is group counseling services in overcoming conflicts between students, this study is a qualitative descriptive study with data collection methods of observation, interviews, and documentation. The formulation of the problem in this study is, (1) How do BK teachers provide group counseling services in overcoming conflicts between students at SMP Negeri 1 AMBON, data collection techniques through in-depth interviews with BK teacher informants and SMP Negeri 1 AMBON students.

Keywords: Conflict, group counseling services, conflicts between students.


 

PENDAHULUAN

 

Pendidikan merupakan sebuah proses penting dan mengalami perkembangan, perubahan dan perbaikan terus menerus demi tujuan pendidikan dalam proses pembelejaran. Melalui pendidikan seseorang diajara dan dilatih agar mampu memanusiakan manusia lain. Dampak dari pendidikan yang berkembang yaitu kemajuan ilmu penegtahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan bimbingan dan

 

 

pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Tujuan pendidkan dalam proses pembelajaran sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003 yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

 


berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Dari tujuan tersebut diaharapkan dapat menghasilkan generasi-generasi yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan juga memiliki karakter Pancasila (Undang-Undang Nomoer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidkan Nasional, 2003).

Konflik merupakan suatu permasalahan yang pada umumnya terjadi dan dapat mengganggu proses belajar mengajar. Konflik adalah percekcokan, pertentangan atau perselisihan. Proses terjadinya konflik sering terjadi antara dua orang atau lebih yang berusaha untuk menghancurkan pihak lain untuk dibuat tidak berdaya. Konflik di sekolah dapat berupa berbagai situasi yang melibatkan ketegangan atau ketidaksesepakatan antara indivdu atau kelompok di lingkungan sekolah. perselisihan bisa timbul akibat perbedaan pendapat, kepentingan atau persaingan dalam prestassi akademik, olahraga, atau hal lainnya.

 

 

Stella R. Singadji

Salah satu layanan bimbingan konseling yang bisa dilakukan dalam penyelesaian konflik antar

siswa di sekolah menengah pertama adalah konseliing kelompok. Konseling kelompok merupakan cara yang baik untuk menangani konflik-konflik antar siswa dan membantu siswa dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Apabila siswa yang mengalami hubungan yang kurang baik dari orang tua maupun guru bimbingan konseling maka dalam perkembangannya dikhawatirkan akan keliru dalam mengambil sikap.

Melalui konseling kelompok sikap-sikap positif siswa dapat dikembangkan seperti teloransi, saling menghargai, Kerjasama, disiplin, tanggung jawab, masalah dan sebagainya. Dilakukannya kegiatan konseling kelompok untuk mengatasi konflik antar siswa. Fungsi guru pembimbing inilah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi dengan cara memberikan layanan konseling kelompok yang melibatkan semua pihak agar konflik segera selesai. Harapannya kamu dapat

 

 

 


mengakhiri segala konflik yang ada di sekolah dengan baik.

Layanan konseling kelompok merupakan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan pribadi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya padat. Penelitian kualitatif lebih ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. Penelitian kualitatif bertujuan, menerangkan fakta-fakta yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah dan mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih

 

Stella R. Singadji

Stella R. Singadji

dari fenomena yang akan dihadapi. Tujuan utama penelitian kuaitatif adalah untuk memahami

fenomena atau gejala sosial dengan cara memberikan pemaparan berupa penggambaran yang jelas tentang fenomena atau gejala sosial tersebut dalam bentuk rangkaian kata yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah teori.

 

HASIL  DAN PEMBAHASAN

Profil Lokasi Penelitian

Identitas Sekolah

SMP Negeri 1 AMBON adalah salah satu satuan Pendidikan dengan jenjang SMP yang terletak dikelurahan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Maluku. Dalam menjalankan kegiatan, SMP Negeri 1 AMBON berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nama  Sekolah           : SMP Negeri 1 Ambon

NPSN                          : 60101982

Status                           : Negeri

 


Bentuk Pendidikan      : SMP

Status Kepemilikan     : Pemerintah Daerah

Alamat Sekolah           : JL. Karang Panjang

Kode Pos                    : 97121

Kelurahan                    : Karang Panjang

Kecamatan                  : Sirimau

Kabupaten/Kota                      : Ambon

Provinsi                                   : Maluku

Sejarah Sekolah

Pada awalnya sekolah dibangun oleh pemerintah Belanda MS (Middle Bare Scholl) kemudian digantikan kembali dengan nama SM (Sekolah Menengah) Ambon. Sekolah tersebut berkedudukan pada lokasi SMP Negeri 6 Ambon. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu maka tepat pada tanggal 10 Agustus 1950 sekolah ini terbagi menjadi dua yang terkenal dengan A (SMP 1) dan sekolah B (SMP 2). Sekolah A mengacu pada ilmu social, dan sekolah B mengacu pada ilmu eksata. Dimana sekolah A berlokasi pada SD Negeri

Stella R. Singadji

Belakang Soya sedangkan sekolah B berlokasi pada SMA Negeri 2 Ambon. Kemudian pada bulan Agustus tahun 1962 SMP Negeri 1 Ambon yang awalnya berlokasi di SMA Negeri 2 Ambon sekarang dipindahkan ke asrama pelajar Maluku yang sekarang menjadi sarana pembelajaran sampai sekarang.

Sarana prasarana SMP Negeri 1 Ambon yang terlihat saat ini, awalnya merupakan sebuah asrama pelajar  Maluku dan asrama KDC, dimana peletakan batu pertama dilakukan oleh Presiden Pertama RI yaitu Bpk. Ir. Soekarno. Mengingat pentingnya Pendidikan, maka SMP Negeri 1 Ambon secara representatif memiliki bangunan secara permanen sebagai sarana belajar mengajar sampai saat ini :

·         Bpk. C. Hetharie ( Kepsek I ) tahun 1950 - 1954

·         Bpk. C. Pieter ( Kepsek II ) Agustus 1954 - Juli 1957

·         Ny. Adriansz/Siahaya ( Kepsek III ) Agustus 1957 – Januari 1967

·         Bpk. A. A. Parera, BA. ( Kepsek IV ) Februari 1967 – April 1971

 


·         Bpk. E. W. Soplanit ( Kepsek V ) Mei 1971 – Juli 1976

·         Bpk. C. Narua, BA ( Kepsek VI ) Agustus 1976 – Oktober 1980

·         Ny. L. Talane/Nanulaita ( Kepsek VII ) Mei 1980 – April 1988

·         Bpk Paul J. P. Patty ( Kepsek IX ) Juni 2000 - Mei 2005

·         Ny. M. Nikijuluw, S.Pd ( 2009 – Juli 2016 )

·         Ny. G. S. Patty, S.Pd ( 11 Juli 2016 – Sekarang)

Perkembangan pendidikan di Lembaga SMP Negeri 1 Ambon terus berlanjut hingga saat ini, bahkan pada tahun 2004 yang lalu sekolah telah mendapat predikat Sekolah Standar Nasional (SSN) Sekolah yang senantiasa beradaptasi dengan perkembangan, telah memiliki Kelas Akselarasi (Percepatan) dimana para siswa memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Struktur Organisasi SMP Negeri 1 AMBON

Gambar Struktur Organisasi SMP Negeri 1 AMBON

Stella R. Singadji

Sumber Data : Hasil Penelitian Tahun 2024

 

 

Menjadi Guru BK adalah tugas dan tanggung jawab yang diberikan untuk menangani berbagai persoalan atau konflik-konflik yang terjadi di lingkungan sekolah, Dengan memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa yang membuat konflik antar siswa di lingkungan sekolah, bahkan juga kepada siswa yang membutuhkan bimbingan seorang guru dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. . Konflik yang sering terjadi di lingkungan sekolah adalah bullying tawuran atau perkelahian antar geng siswa. Dengan menggunakan

 


tahap-tahap dan teknik dalam memberikan layanan konseling kelompok untuk mengatasi konflik antar siswa adalah untuk mempermudah siswa untuk mengatasi konflik, membantu siswa menentukan tujuan pendidikan, membantu siswa dalam mengambil keputusan, serta membimbing siswa kejalan yang lebih baik. Selain itu layanan konseling kelompok merupakan layanan yang penting dan yang harus diterapkan di sekolah, karena dengan adanya layanan konseling kelompok konflik-konflik yang terjadi dapat diatasi dengan mudah baik untuk guru maupun siswa.

Terdapat beberapa kendala yang menjadi hambatan Guru BK dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yaitu kekurangan IT dan kurang perhatian dari orang tua yang tidak peduli dengan surat panggilan yang diberikan sehingga para siswa tidak pernah berbagi pengalaman mereka dengan Guru BK. Namun sebagai seorang Guru BK setiap konflik yang terjadi akan diketahui dan selesaikan secara bersama yaitu dengan menggunakan layanan konseling kelompok.

Stella R.Singadji

Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Antar Siswa Di SMP Negeri 1 Ambon

Konflik yang terjadi antar siswa adalah kebiasaan yang sering ditemukan di lingkungan sekolah. Dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa informan guru dan siswa di SMP Negeri 1 Ambon.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan “Faktor yang menjadi penyebab sehingga terjadinya konflik antar siswa di SMP Negeri 1 Ambon yaitu adalah, komunikasi yang buruk dan saling mengejek.

Menurut teori Robbin (2009:37) Komunikasi yang buruk, adalah komunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman antara pihak-pihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik, pertukaran infromasi yang tidak cukup dan gangguan dalam saluran komunikasi merupakan pengahalang bagi komunikasi dan menjadi factor penyebab terjadinya konflik. Temuan penelitian di SMP Negeri 1 Ambon terdapat siswa yang saling mengejek dan bercanda

 


secara berlebihan seperti memanggil nama orang tua  sehingga memancing emosi siswa lain. Hal ini yang dapat membuat kesalahpahaman antar siswa sehingga memicu terjadinya konflik. (1 Oktober 2024)

Bentuk - Bentuk Konflik Yang Terjadi Di SMP Negeri 1 Ambon

Bentuk-bentuk konflik yang terjadi di SMP Negeri 1 AMBON berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan guru BK dan juga beberapa siswa yang melakukan konflik yaitu sebagai berikut :

 

1.      Konflik Pribadi

Konflik pribadi merupakan konflik yang terjadi antar peserta didik ataupun dengan kelompok. Perbedaan pandangan dan pendapat adalah salah satu factor yang menjadi pemicu adanya konflik pribadi. (1 Oktober 2024)

 

2.      Konflik Sosial

Stella R. Singadji

Konflik social merupakan konflik yang terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau bahkan kelompok siswa dengan kelompok siswa lainnya. Konflik social di sekolah mengacu pada pertentangan, ketegangan dan perselisihan antara individu atau kelompok di lingkungan sekolah.

Guru BK Di SMP Negeri 1 AMBON sesuai dengan rumusan masalah tentang cara Guru BK mengatasi konflik antar siswa menggunakan layanan konseling kelompok dengan menggunakan tahap-tahap sebagai berikut, yaitu :

1)      Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan dan tahap perlibatan awal dalam kelompok. Dalam tahapan ini pemimpin kelompok harus menjelaskan pengertian layanan konseling kelompok, tujuan, tata cara, dan asas-asas konseling kelompok. Selain itu pengenalan antar sesama anggota kelompok

 


maupun pengenalan kelompok dengan pimpinan kelompok juga dilakukan pada tahap ini.

ada beberapa tahap yang digunakan dalam tahap pembentukan kelompok, yaitu :

a.       Membentuk kelompok dan melakukan sesi perkenalan

b.      Berdoa

c.       Memberikan penjelasan tentang konseling kelompok

d.      Memberikan penjelasan tentang tujuan konseling kelompok

e.       Meberikan penjelasan tentang cara pelaksanaan konseling kelompok

f.        Menyampaikan asas-asas yang digunakan dalam konseling kelompok (E.R/1 Oktober 2024)

2)      Tahap Peralihan

Tahap peralihan yaitu tahap untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok ke

 

 

 

Stella R. Singadji

kegiatan berikutnya yang lebih terarah untuk mecapai tujuan kelompok.

tahap peralihan yang digunakan untuk layanan konseling kelompok, yaitu

a.       Menanyakan kesiapan anggota kelompok (Siswa) untuk kegiatan selanjutnya.

b.      Memberikan contoh topik atau konflik yang akan dibahas.

3)      Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok. Dalam tahap ketiga ini hubungan antar anggota kelompok tumbuh dengan baik, saling tukar pengalaman dalam bidang suasana perasaa yang terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas.

tahap kegiatan  yang digunakan untuk layanan konseling kelompok, yaitu :

a.       Pemimpin kelompok (Guru BK) memberikan kesempatan bagi anggota kelompok (Siswa) untuk untuk

 

 


menyampaikan masalah-masalah yang sedang dialami.

b.      Memilih salah satu masalah dari salah satu anggota kelompok (Siswa)

c.       Memberikan kesempatan bagi anggota kelompok (Siswa) untuk melakukan sesi tanya jawab

d.      Memberikan kesempatan bagi anggota kelompok (Siswa) di dalam kelompok untuk mencari solusi dan saran untuk mengatasi masalah yang dihadapi. (E.R/1 Oktober 2024)

4)      Tahap Pengakhiran

Pada tahap ini pemimpin kelompok (Guru BK) mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri, kemudian diberikan kesempatan kepada para anggota untuk mengemukakan perasaan tentang kegiatan lanjutan.

tahap kegiatan  yang digunakan untuk layanan konseling kelompok, yaitu :

 

 

Stella R. Singadji

a.       Memberikan penjelasan bahwa kegiatan konseling kelompok akan diakhiri

b.      Anggota kelompok mengemukakan kesan dan menilai kemajuan yang dicapai dalam proses konseling kelompok

c.       Memberikan laiseg

d.      Mengucapkan terima kasih

e.       Doa Penutup. (E.R/1 Oktober 2024

 

Fungsi Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi Konflik Antar Siswa Di SMP Negeri 1 Ambon

Layanan konseling kelompok mengembangkan sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui kegiatan layanan konseling kelompok. Guru bimbingan konseling di SMP Negeri 1 Ambon diperoleh keterangan bahwa: “Saya menggunakan beberapa fungsi yaitu, fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan

 

 


1.      Fungsi Pemahaman

Adalah fungsi konseling yang menghasilkan pemahaman bagi klien atau kelompok klien tentang dirinya, lingkungannya, dan berbagai informasi yang dibutuhkan.

“Pada fungsi ini, beliau membantu mengarahkan siswa menemukan pemahaman lewat layanan konseling kelompok yang dilakukan”.

2.      Fungsi Pencegahan

Adalah fungsi konseling yang menghasilkan kondisi bagi tercegahnya atau terhindarnya klien atau kelompok dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul.

 “Pada fungsi ini, beliau membantu siswa untuk mencegah atau menghindar dari permasalahan-permasalahan yang akan timbul, yang dapat mengganggu, menghambat dan menimbulkan kesulitan dalam kehidupannya”.

 

 

Stella R. Singadji

3.      Fungsi Pengentasan

Adalah fungsi konseling yang menghasilkan kemampuan klien atau kelompok klien untuk memecahkan masalah yang dialaminya.

Pada fungsi ini beliau membantu siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan dialaminya dalam kehidupan atau perkembangannya”.

Layanan Konseling Kelompok Dalam Mengatasi Konflik Antar Siswa Di SMP Negeri 1 Ambon

Sesuai dengan hasil penelitian yang peneliti lakukan terdapat fungsi layanan konseling kelompok dalam mengatasi konflik antar siwa Di SMP Negeri 1 AMBON yaitu, memberikan bimbingan serta konseling kepada siswa berupa nasehat dan arahan agar konflik yang terjadi tidak berkepanjangan dan merembes sampai di luar lingkungan sekolah.

Selain itu dari hasil penelitian terdapat juga tujuan layanan konseling kelompok di SMP Negeri 1 Ambon yaitu, guna untuk menangani konflik yang terjadi terlalu lama atau berkepanjangan sehingga layanan konseling kelompok dilakukan agar siswa

 


terbuka dan jujur untuk menceritakan konflik yang mereka perbuat dan mau untuk memaafkan karena sudah menimbulkan konflik di lingkungan sekolah. Layanan konseling kelompok juga memberikan dukungan atau motivasi kepada siswa agar siswa bisa memahami bahwa tujuan untuk pergi ke sekolah adalah untuk menuntut ilmu dan mendapatkan pendidikan yang baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Cara guru BK memberikan layanan konseling dalam mengatasi konflik antar siswa menggunakan layanan konseling kelompok yaitu dengan membuat kelompok di kelas dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyampaikan persoalan-persoalan atau konflik yang sedang dialami dan memilih salah

 

Stella R. Singadji

satu konflik dari salah satu siswa untuk diselesaikan atau menentukan jalan keluar secara bersama-sama.

1.      Guru BK menggunakan 3 fungsi layanan konseling kelompok untuk membantu mengatasin konflik siswa yaitu, fungsi pemahaman, pencegahan dan pengentasan.

2.      Tujuan layanan konseling kelompok di SMP Negeri 1 Ambon yaitu, guna untuk menangani konflik yang terjadi terlalu lama atau berkepanjangan sehingga layanan konseling kelompok dilakukan agar siswa terbuka dan jujur untuk menceritakan konflik yang mereka perbuat dan mau untuk memaafkan karena sudah menimbulkan konflik di lingkungan sekolah

 

 


 

 

 

 

Stella R. Singadji

Daftar Pustaka

ABKIN. 2007. Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: ABKIN

Abu   Ahmadi.   2005.   Bimbingan   dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Afilaily, N. (2022). Peran Sentra Batik Tulis dalam Peningkatan Pendapatan Keluarga Perempuan Pengrajin dalam Perspektif Ekonomi Islam Studi Kasus di Batik Tulis Dermo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Etheses IAIN Kediri, 16–35.

Anas Salahudin, 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia

Asy'ari, Hasyim. "Tawuran Pelajar: Problem Tradisi, Karakteratau Kuriku/um.;l"

Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati, Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hlm. 62

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 200.

https://www.brilio.net/ragam/tuliskan-10-contoh-konflik-di-sekolah-yang-harus-dibereskan-beserta-solusi-penyelesaiannya-240326x.html

Karier, P. K. (2022). Universitas PGRI Semarang Email : karinabella196@gmai.com Abstrak Info Artikel PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya u. 6(2), 229–239.

Jurnal Aisyah Jessica Lolita Mara1,Wayan Satria Jaya2,Noviana Diswantika3

Prayitno Dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,

                        2015, Cet Ke 3. hlm. 288-289

                       Peran-Guru-Bimbingan-Konseling-dalam-Mengatasi-Tawuran-Pelajar.pd

Rahman, A., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani. (2022). Pengertian Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa: Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1–8.

Sapitri, N. (2018). Bab III - Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian, 32–41.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Instrumen Penelitian (BAB 4).  Dasar Metodologi Penelitian, 78.https:// zenodo.org/record/1117422/files/DASAR METODOLOGI PENELITIAN.

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods),h. 156.

Syahril, N. (2016). Metodologi Penelitian. Metodologi Penelitian, 54–68. https://scholar.google.com/citations?user=O-B3eJYAAAAJ&hl=en

Suryana A. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, 17-43 BAB III

 

Komentar